Psikologi Industri dan
Organisasi
“ Faktor-faktor yang
mempengaruhi absensi, turnover, dan
komitmen kerja”
Disusun oleh :
Novita
Sari Lubis 13-022
Rizky
Amelia Yasmin S. 13-024
Fariz
Hafizhan 13-026
Novemina
Angelita 13-028
Susi
Astriani 13-030
Taufiq
Hasibuan 13-032
Bella
Negrini 13-034
Putri
Fatimah 13-036
Nur
Hasanah 13-038
Safira
Salsabila 13-040

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
· Absensi
Pengertian : Jumlah jam, hari dan frekuensi dari ketidakhadiran
seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.
Faktor-faktor yang menyebabkan
absen :
Ø Faktor
Perorangan
§ Jenis
Kelamin,
Dalam hal absensi dan
pergantian/keluarnya dari pekerjaan masih tercatat wanita lebih tinggi dari
pria. Riset ini dilakukan dilakukan di Amerika utara yang secara historis
menempatkan tanggung jawab keluarga pada wanita. Misalnnya bila anak sakit,
memperbaiki rumah maka wanita mengambil cuti dari kerjanya. Sejak 1970 peran
pria dan wanita kedua merasa berkepentingan dalam masalah keluarga. Hal ini
juga terjadi di Indonesia.
Tingkat
Pekerjaan
Pegawai–pegawai
menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi cenderung lebih merasa puas dari
pada pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih rendah.
Pegawai–pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi menunjukan kemampuan
kerja yang lebih baik dan aktif dalam mengemukakan ide–ide serta kreatif dalam
bekerja sehingga tingkat absensi mereka kecil dibandingkan dengan tingkat
pekerjaan yang rendah.
§ Lama
kerja
Semakin lama seseorang bekerja di suatu tempat maka tingkat absenteisme semakin besar
dibandingkan yang masih baru bekerja.
§ Tuntutan
Pekerjaan Jumlah
tugas yang terlalu banyak akan membuat karyawan harus kerja lembur, atau
banyaknya tugas keluar kota membuat karyawan akan menghabiskan lebih banyak
waktunya untuk pekerjaan dan untuk berada di perjalanan dan membuat seseorang
lelah sehingga absenteisme lebih tinggi dibandingkan tuntutan pekerjaan yang
rendah.
Ø Faktor
Organisasi
§ Sifat
kerja. Semakin
membosankan suatu pekerjaan maka kecenderungan munculnya ketidakpuasan kerja
semakin besar yang kemudian mengarah pada absenteisme.
§ Ukuran
kelompok kerja. Semakin
kecil kelompok kerja/kelompok organisasi maka tingkat absensi semakin kecil.
§ Shift
kerja Karyawan dengan shift kerja malam memiliki tingkat
abseintisme yang tinggi dibandingkan karyawan yang mendapatkan shift kerja di
siang hari, menurut penelitian,pada pagi atau siang hari tingkat stres lebih
ringan dibandingkan ketika malam hari dan karyawan yang bekerja dengan shift
siang mendapatkan penerangan yang cukup, ,mendapatkan waktu istirahat lebih
banyak,dan resiko pekerjaan lebih sedikit.
§ Gaya
kepemimpinan Menurut penelitian,gaya kepemimpinan
yang demokrasi dimana mengutamakan mutu kerja,dan mengutamakan kepentingan
bersama membuat pegawai senang di tempat pekerjaan yang dipimpin oleh pemimpin
dengan gaya kepemimpinan ini,dan membuat tingkat abseintisme pegawai rendah.
· Turnover
Pengertian :
Ø Secara Umum
Pindah
kerja mengacu pada perubahan dalam keanggotaan
dari organisasi, posisi yang
ditinggalkan oleh pemegang jabatan yang keluar untuk digantikan pendatang baru.
Ø Secara Khusus:
Pindah
kerja mengacu pada anggota organisasi yang keluar baik dengan sukarela maupun
tidak.
Faktor yang menyebabkan turnover :
Ø Faktor Pribadi :
§ Performansi
kerja, dimana semakin
baik performa yang ditunjukkan individu maka kemungkinan untuk turnover semakin
rendah.
§ Lama
Kerja, semakin lama
seseorang bekerja di perusahaan tersebut mengindikasikan bahwa ia cukup betah
di perusahaan tersebut.
Ø Faktor Organisasi:
§ Gaji,
dari sumber yang kami dapat disimpulkan bahwa apabila ia merasa cukup jelas
perannya dan mempunyai persepsi wajar atas gaji yang diterima maka ia akan
memiliki kepuasan kerja. Sedangkan timbulnya komitmen pada organisasi
dipengaruhi oleh kepuasan kerja artinya bila karyawan mendapatkan kepuasan
kerja maka ia akan memberikan komitmen pada perusahaan. Dengan demikian semakin
karyawan merasa puas dalam segala aspek pekerjannya semakin ia tidak ingin
pindah, begitu juga bila karyawan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap
organisasi tempatnya bekerja maka karyawan tersebut tidak mempunyai keinginan
untuk pindah kerja.
§ Kesempatan
promosi,
dalam
kemajuan karir, hasil penelitian menunjukkan bahwa jika karyawan perusahaan merasakan
prospek yang lebih baik terhadap promosi internal, kriteria promosi yang
objektif, dan ketersediaan kemajuan karir dalam organisasinya, mereka cenderung
merasakan kepercayaan terhadap organisasi yang lebih tinggi. Ketika karyawan
merasakan keadilan dalam organisasinya mereka akan loyal dan memiliki komitmen,
menghasilkan intensi turnover yang lebih rendah.
§ Tingkat
rutinitas tugas,
dari
sumber yang kami dapat tingkat rutinitas tugas ini ada juga hubungannya dengan
komitmen yaitu perusahaan dapat membuat komitmen terhadap karyawan untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka, misalnya dengan menawarkan jadwal kerja
yang fleksibel sehingga ia punya banyak kesempatan untuk berkomunikasi dengan
keluarga dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Dengan hal itu karyawan tidak
mudah jenuh dengan pekerjaan dan keinginan untuk turnover akan semakin rendah.
· Komitmen Kerja
Pengertian:
Sebuah variabel yang mencerminkan
derajat hubungan yang dianggap dimiliki oleh
individu itu sendiri dengan pekerjaan tertentu dalam organisasi tertentu.
Faktor-faktor penentu komitmen
kerja :
Ø Faktor Pribadi:
§ Jenis
Kelamin, pada wanita
lebih rendah karena konflik peran
§ Usia, semakin tua, komitmennya semakin tinggi
§ Perasaan
mampu untuk mengerjakan tugas,
komitmen
kerja juga berhubungan dengan motivasi jadi ketika kita memiliki motivasi yang
kuat kita akan yakin bahwa kita mampu menyelesaikan tugas-tugas tersebut dan
kita merasa lebih bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Ø Faktor Karakteristik Pekerjaan
§ Arti
dan nilai kerja,
semakin
berpengalaman atau semakin lama mereka bekerja, maka akan semakin tinggi komitmennya.
Semakin lama mereka bekerja, terutama dalam suatu tempat kerja (perusahaan)
berarti mereka betul-betul merasakan adanya ikatan dengan perusahaan. Tanpa
adanya ikatan atau kesesuaian dengan perusahaan tentunya mereka tidak akan memiliki
komitmen yang tangguh.
Ø Faktor Tekanan Luar
§ Status
perkawinan
§ Tanggung
jawab pada keluarga
§ Dukungan
pasangan
§ Kepuasan
dengan kehidupan keluarga
§ Penghasilan
pasangan
Faktor tekanan
luar ini pada intinya adalah hubungan antara keluarga dengan pekerjaan. Jadi
jika terdapat konflik dalam keluarga akan berpengaruh negatif terhadap komitmen
kerja. Jika semakin tinggin konflik keluarga dengan pekerjaan yang dirasakan,
akan semakin rendah komitmen karyawan terhadap pekerjaan. Sebaliknya jika
faktor tekanan luar ini terpenuhi seperti tanggung jawab pada keluarga,
dukungan pasangan, kepuasan dengan kehidupan keluarga, maka komitmen kerja pada
karyawan akan semakin tinggi.
KAMI HADIR UNTUK ANDA , MARI BERGABUNG BERSAMA KAMI DI RUBYQQ
BalasHapusPRESENTASI KEMENANGAN 80% ( MENANG ATAU KALAH TETAP DAPAT BONUS )
100 % PLAYER vs PLAYER !!
Hanya dengan 1 USER ID anda bisa main 7 GAMES :
* Bandar Poker | Poker Online | Capsa Susun | DominoQQ | BandarQ | AduQ | SAKONG ONLINE |
* Minimal Deposit & Withdraw HANYA Rp.15.000,-
* Bonus Turn Over 0,5% SETIAP HARI DIBAGIKAN
* Bonus Referral 20% Seumur Hidup
* MEGA JACKPOT RATUSAN JUTA RUPIAH
* Customer Service siap melayani anda 24 jam
Untuk informasi lebih lengkap silahkan Hubungi Customer Service kami
BBM : 2B8938F7
FACEBOOK : rubyqq
SKYPE : RUBY QQ